Iqro', bacalah!! Ayo belajar kita bersama, kamu bakal menemukan sesuatu yang istimewa disini. Pastinya akan menambah pengetahuan dan wawasan kamu. Mari berbagi karena berbagi itu indah..
Yuk bagikan kisah dan opinimu juga di kolom komentar. Cek bio jika ingin mengenal penulis lebih lanjut, penulis juga terbuka untuk berbagi kisah inspiratifnya secara personal :)
Keep spirit, keep sharing and keep inspiring!!!
Sabtu, 13 Oktober 2012
Suatu Kisah : Meja Kayu
-->
Suatu ketika, seorang kakek yang
sudah sangat tua harus tinggal bersama di rumah anaknya. Selain itu tinggal
pula menantu dan cucunya yang berusia enam tahun. Tangan orangtua ini sudah
begitu rapuh dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya pun sudah sangat
buram, dan berjalannya pun sudah tertatih-tatih. Keluarga ini biasa makan
bersama di ruang makan. Namun, sang kakek yg sudah mulai pikun ini sering
mengacaukan segalanya. Tangannya yg bergetar membuatnya susah untuk menyuap
makanan. Sendok dan gerpu kerap jatuh. Saat si orangtua ini meraih gelas,
segera saja air yg ada di dalamnya tumpah membasahi taplak meja.
Anak dan menantunya pun menjadi
gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu”,
ujar sang istri, “aku sudah bosan membereskan semuanya untuk orangtua ini.”
Lalu, kedua suami-istri ini pun sepakat untuk membuatkan sebuah meja kecil di
sudut ruangan. Di sana sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat
semuanya menyantap makanan.
Karena sering memecahkan piring, anak dan menantunya juga
sepakat untuk memberikan mangkuk kayu untuk si kakek tua ini. Saat keluarga itu
sibuk dengan makan malam, mereka sering mendengar isak tangis sang kakek dari
sudut ruangan. Terlihat juga air mata yg tampak mengalir dari gurat keriput
mata si kakek tua itu. Akan tetapi, hal ini sama sekali tidak menyentuh hati
anak dan menantunya, malah selalu saja kata yg keluar dari anak san menantunya
ini adalah omelan agar dia tidak menjatuhkan makanan lagi.
Cucu si kakek yg baru berusia enam tahum sering dibuat
tertegun memandangi semua perlakuan orangtuanya. Sampai pada suatu malam, ayah
si anak tanpa sengaja mmelihat anaknya sedang bermain dengan peralatan kayu.
Dengan lembut ditanyalah anak itu.
“Sayang, kamu sedang membuat apa?”
Lalu dengan lugunya anak ini menjawab,
“Aku sedang membuat meja kayu untuk
makan ayah dan ibu nanti kelak kalau aku sudah besar. Meja itu nanti akan aku
letakkan di sudut sana, dekat tempat kekek bisa makan”.
Sungguh jawaban anak ini telah membuat kedua orang tuanya
sangat terpukul, mulut mereka terkunci rapat dan tak mampu berkata-kata lagi.
Perlahan air mata pun mulai menitik membasahi kedua pipi suami-istri itu. Walau
tak ada kata2 yg terucap, tapi mereka kini benar-benar telah menyadari ada
sesuatu yg salah yg telah mereka lakukan pada orangtua mereka. Pada malam itu
juga, mereka menuntun tangan orangtuanya untuk kembali makan bersama di meja
makan. Tak ada lagi omelan yg terucap, kini mereka makan bersama lagi di meja
utama dengan bahagia.
Anak adalah cermin dari perilaku orangtua sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar