Saat Anda memasuki ruangan kemudian bercakap-cakap dengan seseorang
tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyergap. Anda seperti pernah mengalami
peristiwa ini, tapi susah untuk menjelaskannya karena itu hanya sebuah perasaan
tapi tidak mampu mengingat kapan peristiwa itu terjadi.
Lintasan memori yang misterius itulah yang dinamakan deja vu. Berasal dari
bahasa Prancis deja vecu yang artinya pernah mengalami. Deja vu didefinisikan
sebagai perasaan yang muncul karena merasa pernah mengalami, melihat, mendengar
tapi sebenarnya belum pernah terjadi.
Hingga kini para ahli belum bisa menemukan penyebab terjadinya deja vu. Ada
yang mengaitkannya dengan kondisi seseorang yang sedang berhalusinasi, pengaruh
obat-obatan, pengaruh metafisika bahkan kondisi ini diduga sering dialami
penderita epilepsi.
Peristwa-peristiwa yang menurut Anda pernah dialami itu, menurut para ahli
sebagian besar memang belum pernah terjadi. Tak heran jika yang pernah merasa
mengalaminya pun tidak mampu mengingat kapan peristiwa itu terjadi. Tidak ada
saksi yang menguatkan peristiwa yang pernah Anda duga terjadi itu benar-benar
ada.
Deja vu memang telah menjadi misteri, namun bisa jadi misteri itu telah
dipecahkan dengan penemuan yang dilakukan oleh ahli saraf di MIT’s Picower
Institute for Learning and Memory. Peneliti Thomas McHugh dan beberapa
koleganya telah menemukan rangkaian memori tertentu pada otak tikus yang
merupakan penyebab perasaan aneh ini. Yang ternyata menjadi semacam adanya
memori berbasis analog dari suatu ilusi optik.
Para peneliti sendiri memang sudah menyadari untuk beberapa waktu, memori,–
yang terdiri dari banyak komponen berbeda seperti jangka pendek, jangka
panjang, episodik (kenangan peristiwa),– terjadi di berbagai bagian otak.
Penelitian ini telah dilaporkan dalam edisi online Science dan peneliti
menambahkan adanya fenomena menarik yang lain.
McHugh dan timnya sedang mencoba meluruskan sirkuit saraf hippocampus,–
daerah di otak yang berfungsi membuat kenangan baru terbentuk–. Ahli saraf
mengetahui kumpulan memori yang terjadi sebenarnya adalah sel-sel otak yang
dihubungkan dengan koneksi kimia yang kuat, ketika memori itu dipanggil telah
mengakibatkan aktifnya kelompok tertentu di otak.
Sangat penting bagi otak untuk mengetahui beberapa memori yang mirip satu
sama lain, seperti memakan buah raspberrie ternyata hampir mirip dengan makan
buah strawberi. Tetapi juga penting bagi otak untuk membedakan memori yang
mirip tapi tidak sama seperti makan buah berry merah ternyata membuat Anda
sakit. Kemampuan ini dikenal sebagai pola pemisahan.
Rekan senior McHugh yang bernama Susumu Tonegawa,– yang pernah memenangkan
Nobel mengenai kekebalan genetik–, sebelumnya telah menemukan mekanisme yang
terkait yang disebut pola penyelesaian. Penemuan ini menjabarkan Anda bisa
mengambil memori yang lengkap dengan hanya berdasarkan satu isyarat.
McHugh dan Tonegawa mencurigai kegiatan sebelumnya dapat mengidentifikasi
gen tertentu yang mengatur pola pemisahan. Adanya sirkuit di otak inilah yang
diyakini ilmuwan sebagai penyebab terjadinya deja vu.
Mereka percaya pola pemisahan di sirkuit otak ini yang membuat pengalaman
baru tampak serupa dengan pengalaman yang pernah dirasakan. “Meskipun kejadian
itu tidak terlalu sering dialami kebanyakan orang,” kata Tonegawa seperti
dikutip Times, Selasa (20/10/2009).
Tapi menariknya, beberapa orang penderita epilepsi punya pengalaman seperti
itu sepanjang waktu. “Serangan epilepsi melibatkan penembakan acak saraf di
temporal lobes yang di dalamnya terdapat hippocampus yang itu bisa menjadi
rangkaian sirkuit,” katanya.
McHugh dan Tonegawa berkesimpulan perasaan aneh yang
terjadi dalam deja vu datang dari konflik diantara dua otak yang berbeda.
Bagian otak neocortex menyadari Anda belum pernah berada dalam situasi
sebelumnya, tapi bagian hippocampus memberitahukan Anda pernah memiliki
pengalaman itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar