Rabu, 15 Mei 2013

Deja vu


Saat Anda memasuki ruangan kemudian bercakap-cakap dengan seseorang tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyergap. Anda seperti pernah mengalami peristiwa ini, tapi susah untuk menjelaskannya karena itu hanya sebuah perasaan tapi tidak mampu mengingat kapan peristiwa itu terjadi.
Lintasan memori yang misterius itulah yang dinamakan deja vu. Berasal dari bahasa Prancis deja vecu yang artinya pernah mengalami. Deja vu didefinisikan sebagai perasaan yang muncul karena merasa pernah mengalami, melihat, mendengar tapi sebenarnya belum pernah terjadi.
Hingga kini para ahli belum bisa menemukan penyebab terjadinya deja vu. Ada yang mengaitkannya dengan kondisi seseorang yang sedang berhalusinasi, pengaruh obat-obatan, pengaruh metafisika bahkan kondisi ini diduga sering dialami penderita epilepsi.
Peristwa-peristiwa yang menurut Anda pernah dialami itu, menurut para ahli sebagian besar memang belum pernah terjadi. Tak heran jika yang pernah merasa mengalaminya pun tidak mampu mengingat kapan peristiwa itu terjadi. Tidak ada saksi yang menguatkan peristiwa yang pernah Anda duga terjadi itu benar-benar ada.
Deja vu memang telah menjadi misteri, namun bisa jadi misteri itu telah dipecahkan dengan penemuan yang dilakukan oleh ahli saraf di MIT’s Picower Institute for Learning and Memory. Peneliti Thomas McHugh dan beberapa koleganya telah menemukan rangkaian memori tertentu pada otak tikus yang merupakan penyebab perasaan aneh ini. Yang ternyata menjadi semacam adanya memori berbasis analog dari suatu ilusi optik.
Para peneliti sendiri memang sudah menyadari untuk beberapa waktu, memori,– yang terdiri dari banyak komponen berbeda seperti jangka pendek, jangka panjang, episodik (kenangan peristiwa),– terjadi di berbagai bagian otak. Penelitian ini telah dilaporkan dalam edisi online Science dan peneliti menambahkan adanya fenomena menarik yang lain.
McHugh dan timnya sedang mencoba meluruskan sirkuit saraf hippocampus,– daerah di otak yang berfungsi membuat kenangan baru terbentuk–. Ahli saraf mengetahui kumpulan memori yang terjadi sebenarnya adalah sel-sel otak yang dihubungkan dengan koneksi kimia yang kuat, ketika memori itu dipanggil telah mengakibatkan aktifnya kelompok tertentu di otak.
Sangat penting bagi otak untuk mengetahui beberapa memori yang mirip satu sama lain, seperti memakan buah raspberrie ternyata hampir mirip dengan makan buah strawberi. Tetapi juga penting bagi otak untuk membedakan memori yang mirip tapi tidak sama seperti makan buah berry merah ternyata membuat Anda sakit. Kemampuan ini dikenal sebagai pola pemisahan.
Rekan senior McHugh yang bernama Susumu Tonegawa,– yang pernah memenangkan Nobel mengenai kekebalan genetik–, sebelumnya telah menemukan mekanisme yang terkait yang disebut pola penyelesaian. Penemuan ini menjabarkan Anda bisa mengambil memori yang lengkap dengan hanya berdasarkan satu isyarat.
McHugh dan Tonegawa mencurigai kegiatan sebelumnya dapat mengidentifikasi gen tertentu yang mengatur pola pemisahan. Adanya sirkuit di otak inilah yang diyakini ilmuwan sebagai penyebab terjadinya deja vu.
Mereka percaya pola pemisahan di sirkuit otak ini yang membuat pengalaman baru tampak serupa dengan pengalaman yang pernah dirasakan. “Meskipun kejadian itu tidak terlalu sering dialami kebanyakan orang,” kata Tonegawa seperti dikutip Times, Selasa (20/10/2009).
Tapi menariknya, beberapa orang penderita epilepsi punya pengalaman seperti itu sepanjang waktu. “Serangan epilepsi melibatkan penembakan acak saraf di temporal lobes yang di dalamnya terdapat hippocampus yang itu bisa menjadi rangkaian sirkuit,” katanya.
McHugh dan Tonegawa berkesimpulan perasaan aneh yang terjadi dalam deja vu datang dari konflik diantara dua otak yang berbeda. Bagian otak neocortex menyadari Anda belum pernah berada dalam situasi sebelumnya, tapi bagian hippocampus memberitahukan Anda pernah memiliki pengalaman itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar